Manajemen Proyek & Resiko | SOFTSKILL - 2
SOFTSKILL
MANAJEMEN
PROYEK DAN MANAJEMEN RESIKO
Disusun Oleh :
Daniel Eka Wibowo / 21117445 / 3KB06
BAB
IV
Project Integration Management
Project Integration Management
Integrasi Manajemen
Proyek adalah proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa unsur-unsur
berbagai proyek dikoordinasikan secara efektif. Integrasi manajemen adalah
praktek membuat sesuatu di setiap bagian dari proyek ini adalah terkoordinasi.
1. Kunci sukses keseluruhan proyek :
Project Integration Management yang baik
o Para manajer proyek harus mengkoordinasikan
semua bidang pengetahuan lain diseluruh siklus hidup proyek
o Banyak manajer proyek baru mengalami
kesulitan melihat “gambaran besar” dan ingin untuk berfokus pada perincian yang
terlalu banyak
o Project Integration Management bukanlah hal
yang sama seperti software integration
2. Proses dan Overview Project Integration
Management
• Manajemen Lingkup
Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar dapat
dipastikan bahwa proyek
telah mencakup seluruh pekerjaan yang benar-benar dibutuhkan, agar proyek
berhasil diselesaikan. Terdiri dari persiapan, perencanaan lingkup, penetapan
lingkup, verifikasi dan pengendalian perubahan lingkup.
• Manajemen Waktu
Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar dapat dipastikan proyek selesai
tepat waktu. Terdiri dari penetapan aktifitas, pengurutan aktifitas, perkiraan
lama aktifitas, serta penyusunan dan pengendalian jadwal.
• Manajemen Biaya
Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar dapat dipastikan proyek
selesai, sesuai dengan anggaran yang disetujui. Terdiri dari perencanaan sumber
daya, perkiraan biaya, anggaran biaya dan pengendalian biaya.
• Manajemen Sumber Daya
Manusia Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan
untuk menggunakan
sumber daya manusia yang terlibat dalam proyek, secara paling efektif. Terdiri
dari perencanaan organisasi, perekrutan staff dan pembangunan tim kerja.
• Manajemen Komunikasi
Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk dapat
dipastikan agar
informasi proyek dapat dikumpulkan, disusun, disebar, dan disimpan. Terdiri
dari perencanaan komunikasi, distribusi informasi, pelaporan kinerja,dan
penyelesaian administratif.
• Manajemen Resiko
Proyek, menjelaskan proses-proses yang berhubungan dengan pengidentifikasian
resiko kuantifikasi resiko, penyusunan penanggulangan resiko dan pengendalian
penanggulangan resiko.
• Manajemen Pengadaan
Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang
atau jasa dari pihak lain. Terdiri dari perencanaan pengadaan, perencanaan tata
cara undangan ke peserta, rapat undangan peserta, pemilihan peserta, pemilihan
mitra, pelaporan serta administrasi kontrak kerja dan penyelesaian kontrak.
• Manajemen Integrasi
Proyek, menjelaskan berbagai proses yang dibutuhkan, agar dapat dipastikan,
berbagai elemen dari proyek dikoordinasikan dengan baik. Manajemen integrasi
terdiri dari pembuatan rencana proyek, pelaksanaan rencana
3. Kerangka kerja integrasi manajemen
proyek. Pengembangan, atribut, dan elemen umum dari sebuah rencana proyek.
Berpikir tentang
proyek, sama artinya dengan menuangkan gagasan-gagasan dalam sebuah kerangka
konsep. Semakin matang konseptualisasi sebuah proyek, semakin mudah perencana
proyek merunut semua aktivitas yang berjalan dalam rentang waktu pelaksanaan
proyek hingga titik pencapaian tujuan. Berawal dari tahap inilah, suatu proyek
diperkirakan kelayakannya. Selanjutnya konsepsi dituangkan dalam sebuah
perencanaan yang biasanya berbentuk proposal.
Bersamaan dengan
terbitnya gagasan, penyusunan konsep dan proposal, kerangka kerja manajemen
proyek mulai dilaksanakan. Di dalam kerangka kerja, lebih dulu disepakati
terminologi dan pandangan terhadap proyek yang akan dilakukan. Sedemikian rupa
harus dipahami tentang konteks penerapan proyek, gambaran jelas tentang
lingkungan proyek yang akan direncanakan, dan cara memahami berbagai proses
interaksi yang secara umum terjadi dalam manajemen proyek.
Manajemen proyek dalam
hal ini berarti penerapan pengetahuuan, ketrampilan, sarana dan teknik untuk
menjalani segala aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan proyek.
Ruang lingkup pengetahuan tentang manajemen proyek (project management
knowledge) meliputi :
1. Manajemen Integrasi Proyek, terdiri
dari :
Pengembangan
perencanaan proyek, pelaksanaan proyek dan kontrol terhadap perubahan secara
terpadu. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh elemen proyek
terkoordinasi dengan baik.
2. Manajemen Ruang Lingkup Proyek ;
Dimulai pada saat
proyek ditetapkan lalu tahap perencanaan, perumusan proyek, verifikasi proyek
hingga pengawasan, sehingga dipastikan pekerjaan yang dilakukan benar-benar
sesuai dengan kebutuhan dan syarat keberhasilan proyek.
3. Manajemen Waktu ;
Mulai dari merumuskan
aktivitas-aktivitas, tahapan aktivitas, perkiraan waktu yang dibutuhkan,
penyusunan jadwal hingga kontrol kerja. Manajemen waktu penting dalam
memperkirakan berapa panjang waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
proyek sehingga dijamin selesai pada waktunya.
4. Manajemen Biaya ;
Meliputi perencanaan
sumber daya, perkiraan besarnya biaya, penganggaran hingga kontrol
pembelanjaan. Hal ini penting, terutama untuk pengajuan dana proyek kepada
donor sehingga dalam pelaksanaannya proyek dipastikan selesai sesuai dengan
biaya yang telah dianggarkan.
5. Manajemen Mutu ;
Dimulai dari
perencanaan mutu, jaminan dan kontrol, penetapan standar yang ingin dicapai
suatu proyek penting sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan bagi pelaksana
proyek maupun pihak-pihak lain (stakeholder).
6. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) ;
Mulai dari perencanaan
organisasi, persiapan staf dan persiapan tim karena sebuah tim pelaksana proyek
harus terdiri atas manusia-manusia yang memiliki kemampuan, dedikasi dan
integritas. Manajemen SDM ini penting untuk menyusun komposisi SDM yang efektif
bagi pelaksanaan proyek.
7. Manajemen Komunikasi Proyek, terdiri
atas ;
perencanaan komunikasi,
sistem penyebaran informasi, pelaporan kinerja dan aspek administratif lain,
ini untuk memastikan informasi seputar pelaksanaan proyek dapat dikelola dengan
baik.
8. Manajemen Resiko
Mulai dari identifikasi
resiko, perencanaan manajemen resiko, analisa kualitatif dan kuantitatif
resiko, perencanaan respon, monitoring dan kontrol resiko yang mungkin muncul
(butir ini paling jarang dipersiapkan oleh sebagian besar pelaksana proyek,
sehingga ketika muncul krisis tidak mampu menanggapi dengan cepat dan tepat).
Proses ini erat kaitannya dengan identifikasi, analisis dan respon terhadap
resiko yang muncul.
9. Manajemen Pengadaan
Mulai dari perencanaan
pengadaan, perencanaan kebutuhan sumber daya hingga segala urusan administrasi
kontrak-kontrak, bagian ini tampaknya sepele, tapi menjadi penting ketika
ditemukan bahwa pelaksana proyek perlu bantuan dari pihak luar atau pihak lain,
misalnya dari donor, mitra kerja ataupun dari pemerintah.
4. Contoh Outline untuk a Software Project
Management Plan (SPMP).
5. Analisis Stakeholder dan contohnya.
STAKEHOLDERS ANALYSIS
Dokumen stakeholder
analysis merupakan dokumen yang penting (dan sensitif), karena memberikan
informasi mengenai stakeholder berkaitan dengan
1. Nama dan Organisasi Stakeholder
2. Peranannya dalam Proyek
3. Fakta-fakta unik mengenai Stakeholder
4. Level keterlibatannya dan
5. Ketertarikannya akan proyek saran-saran
untuk menjaga relasi dengan Stakeholder
Eksekusi rencana proyek
dan ketrampilan penting yang di butuhkan
6. MENGELOLA EKSEKUSI
PROYEK
1. Eksekusi Proyek
adalah tahap melaksanakan pekerjaan yang telah digambarkan dalam project plan
2. Mayoritas waktu dan
uang digunakan dalam eksekusi proyek
3. Area aplikasi proyek
sangat mempengaruhi eksekusi proyek, karena selama eksekusi proyek inilah
produk dari proyek dihasilkan
KETRAMPILAN PENTING
DALAM EKSEKUSI PROYEK
· Kepemimpinan
· Komunikasi
· Politik
· Kemampuan menggunakan tools dan
techniques
1. Work Authorization System: menjamin
orang yang memiliki kualifikasi yang cukup, melakukan pekerjaan yang tepat,
pada waktu yang tepat dan dengan urutan yanag benar
2. Status Review Meetings: rapat terencana
dan terjadwal yang digunakan untuk saling bertukar informasi mengenai proyek
yang sedang berjalan
3. Project Management Software: perangkat
lunak khusus yang digunakan dalam manajemen proyek
7. Alat dan teknik
eksekusi proyek :
· Metodologi manajemen
proyek
· Manajemen proyek
sistem informasi
8. Integrated change
control dan process pada proyek TI
INTEGRATED CHANGE
CONTROL
· Termasuk di dalamnya
mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengelola perubahan selama project life
cycle
· Tujuan utama
pengendalian perubahan
1. Memperhitungkan faktor-faktor yang
mengakibatkan perubahan dalam rangka menjamin bahwa perubahan menguntungkan
(cross check scope, time, cost & quality)
2. Menentukan apakah perubahan sudah
terjadi
3. Mengelola perubahan yang terjadi
9. KONTROL PERUBAHAN
DALAM PROYEK IT
1. Pandangan lama: Tim Proyek harus
melakukan apa yang sudah direncanakan tepat waktu dan tepat biaya.
2. Masalahnya: Stakeholders jarang sekali
menyetujui batasan proyek di awal, serta waktu dan estimasi biaya seringkali
tidak akurat.
3. Pandangan Modern: Manajemen Proyek
adalah proses komunikasi dan negosiasi
yang konstan.
4. Solusi: Perubahan seringkali memberikan
keuntungan dan tim proyek harus membuat rencana untuk mengakomodasi perubahan
tersebut.
Change Control System
dan Change Control Boards (CCBs)
SISTEM KONTROL
PERUBAHAN
1. Adalah proses yang terdokumentasi yang
menggambarkan kapan dan bagaimana dokumendokumen proyek dan pekerjaannya dapat
diubah
2. Menggambarkan orang yang berwenang
untuk¢membuat perubahan dan bagaimana cara membuat perubahan tersebut
3. Seringkali melibatkan Change Control
Board (CCB), manajemen konfigurasi dan proses untuk mengkomunikasikannya
CHANGE CONTROL BOARD
1. Kelompok formal dari orang-orang
yang bertanggung} jawab untuk menyetujui atau menolak perubahan dalam proyek
CCB harus memberikan panduan untuk mempersiapkan} perubahan, mengevaluasi
perubahan dan mengelola implementasi perubahan yang disetujui.
2. Anggota CCB biasanya terdiri} atas
stakeholders dari keseluruhan organisasi.
3. Masalah yang dihadapi: CCB jarang
bertemu dan} membuat keputusan akan perubahan membutuhkan waktu rapat yang
panjang, padahal proyek harus terus berjalan karena dibatasi oleh waktu yang
telah disepakat.
MANAJEMEN KONFIGURASI
1.
Cara menjamin bahwa deskripsi dari
produk yang dihasilkan sudah benar dan
lengkap
2.
Berkonsentrasi pada identifikasi dan mengendalikan
karakteristik produk berdasarkan fungsional dan desain fisik produk
3.
Spesialis manajemen konfigurasi bertugas
untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan
4.
konfigurasi, mengendalikan perubahan,
mencatat dan melaporkan perubahan, serta audit produk-produk dalam rangka
verifikasi kesesuaiannya dengan requirement.
BAB
V
Project Scope Management
Project Scope Management
1.
Project scope management adalah suatu kegiatan untuk meyakinkan bahwa
semua kegiatan yang dilakukan telah mencakupi semua requirement yang telah
didefinisikan, dan tidak terdapat kegiatan tambahan yang tidak berhubungan
dengan requirement.
Scope pada dasarnya dapat mengacu pada dua
pengertian : Product Scope dan Project Scope. Product Scope adalah fitur dan
fungsi yang merupakan karakteristik dari produk atau layanan yang dihasilkan,
Sedangkan Project Scope adalah Kegiatan yang dilakukan untuk menghasulkan
produk atau layanan
2.
Proses Projeck Scope Management
·
Scope planning : menentukan bagai mana ruang lingkup akan ditentukan,
diperifikasi, dan dikendalikan.
·
Scope definition: menelaah project charter dan pernyataan ruang lingkup
awal dan menambahkan informasi lebih lanjut sebagai persyaratan yang
dikembangkan dan perubahan permintaan tersebut disetujui.
· Membuat WBS:mengelompokkan penyampaian
proyek besar menjadi lebih kecil, komponen lebih mudah ditangani.
·
Scope verivikasi : penerimaan mempormalkan ruang lingkup proyek.
·
Scope Control : Pengendalian perubahan ruang lingkup proyek.
3.
Inisialisasi Proyek : Rencana strategis dan pemilihan proyek
Perencanaan strategis meliputi penentuan tujuan
jangka panjang, memprediksi tren masa depan, dan proyeksi kebutuhan produk dan
layanan baru.
·
Organisasi sering melakukan analisis SWOT.
·
Identifikasi proyek potensial.
·
Gunakan metode realistis untuk memilih proyek yang sedang dikerjakan.
·
Merumuskan inialisasi proyek dengan mengeluarkan project charter.
4.
Mengapa perusahaan investasi pada IT
· Hal
ini sering sulit untuk memberikan justifikasi yang kuat untuk berbagai proyek
IT. Tetapi semua orang setuju mereka memiliki nilai tinggi
·
Lebih baik menghitung mas karat dari pada menghitung sen dengan tepat.
·
Kriteria yang penting untuk proyek yaitu : ada kebutuhan untuk proyek
tersebut seperti dana yang tersedia cukup dan dana yang kuat akan membuat
proyek tersebut berhasil.
5.
Identifikasi Proyek Potensial
A.
Kebanyakan organisasi mengikuti proses perencanaan dalam memilih proyek
IT
B.
Membangun Rencana strategis IT berdasarkan rencana strategis organisasi
secara menyeluruh.
C.
Analisis Area Bisnis
D.
Mendefinisikan proyek yang potensial
E.
Memilih proyek IT dan menempatkan sumber daya yang dibutuhkan
6.
Analisis Finansial
Didalam analisis dibutuhkan pertimbangan finansial
yang merupakan hal terpenting dalam pemilihan proyek.
Sehingga dibutuhkan metode – metode dalam melakukan
pertimbangan tersebut yang terdiri dari :
a. Net Present Value (NPV) analysis
b. Return on Investment (ROI)
c. Payback analysis
9. Weighted Scoring Model
Adalah tool yang dapat memberikan proses yang
sistematis dalam memilih proyek berdasarkan beberapa kriteria.
1. Identifikasi kriteria yang penting
2. Tentukan bobot pada setiap kriteria
3. Tentukan score pada tiap kriteria
4. Kalikan score terhadap kriteria untuk memperoleh
bobot total
5. Makin tinggi bobot total makin baik proyek yang
didapatkan.
10. Balanced Scorecard
Scorecard yang seimbang adalah perencanaan strategis
dan sistem manajemen yang digunakan secara ekstensif dalam bisnis dan industri,
pemerintah, dan organisasi nirlaba di seluruh dunia untuk menyelaraskan
kegiatan usaha dengan visi dan strategi organisasi, meningkatkan komunikasi
internal dan eksternal, dan memantau kinerja organisasi terhadap strategis
tujuan.
Balanced Scorecard tetap mempertahankan ukuran
finansial tradisional Tapi ukuran finansial menceritakan kisah tentang
peristiwa masa lalu, cerita yang memadai untuk perusahaan abad industri di mana
investasi dalam kapabilitas jangka panjang dan hubungan dengan pelanggan tidak
penting untuk keberhasilan.. Langkah-langkah keuangan tidak memadai, namun ,
untuk menuntun dan mengevaluasi perjalanan perusahaan bahwa informasi usia
harus membuat untuk menciptakan nilai masa depan melalui investasi pada
pelanggan, pemasok, karyawan, proses, teknologi, dan inovasi.
Prinsip dasar pembentukan WBS
Sebuah karya breakdown structure (WBS) adalah proses
untuk menentukan akhir dan produk antara suatu proyek dan hubungan mereka.
Umumnya, WBS menggunakan diagram pohon / struktur diagram untuk menunjukkan
keseluruhan resolusi persyaratan menjadi semakin tingginya tingkat detail. WBS
memungkinkan sebuah tim untuk mencapai persyaratan umum oleh partisi tugas
besar ke dalam komponen yang lebih kecil dan berfokus pada pekerjaan yang dapat
lebih mudah dilakukan.
WBS menangkap semua elemen dari sebuah proyek di
teratur. Meruntuhkan besar, proyek-proyek yang kompleks menjadi bagian proyek
yang lebih kecil memberikan kerangka kerja yang lebih baik untuk mengatur dan
mengelola proyek. WBS dapat memfasilitasi alokasi sumber daya, tugas tugas,
tanggung jawab, pengukuran dan pengendalian proyek. WBS adalah yang digunakan
pada awal proyek untuk menetapkan cakupan, perkiraan biaya dan mengatur jadwal
GanttDalam menggunakan WBS, penting bahwa proyek tidak dipecah menjadi terlalu
banyak detail seperti yang dapat mengarah pada mikro manajemen. Sebaliknya,
terlalu sedikit detail dapat mengakibatkan tugas-tugas yang terlalu besar untuk
mengelola secara efektif. WBS dapat disajikan dalam sebuah daftar tabel, daftar
tugas yang menjorok sebagai bagian dari bagan Gantt atau dalam pohon hirarki.
Lebih sering WBS terdaftar dalam hirarki pohon yang menangkap kiriman dan
tugas-tugas yang diperlukan untuk mencapai penyelesaian proyek.
15. Scope Verification dan Scope Change Control
Scope Vertifications
Melibatkan persetujuan formal dari project scope
yang diselesaikan oleh stakeholders. Persetujaun ini sering dicapai dengan
melakukan penyelidikan pada pelangaran. Untuk menerima persetujuan formal dari
project scope, tim proyek harus membuat dokumentasi yang jelas dari produk
proyek dan prosedur untuk menevaluasi jika proyek sudah diselesaikan dengan
benar dan menimbulkan kepuasan. Untuk mengurangi perubahan scope, sangat perlu
dilakukan pekerjaan yang dapat memastikan project scope.
Scope Control
Scope Contro melibatkan peraturan perubahan untuk
project scope. Pengguna sering tidak yakin bagaimana mengingkan tampilan untuk
dilihat atau fungsi apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan performa bisnisnya.
Pengembang tidak yakin bagaimana mengartikan user requirement, dan mereka juga
memilki keterkaitan dengan teknologi yang terus berubah. Tujuan dari scope
control adalah mempengaruhi factor yang menyebabkan perubahan scope,
menyakinkan perubahan yang diproses berdasarkan pada prosedur yang dikembangkan
sebagai bagian dari mengintegrasikan perubahan control, dan mengatur perubahan
ketika perubahan ini terjadi. Scope control termasuk mengidentifikasikan,
mengevaluasi, dan mengimplementasikan perubahan dari project scope sebagai
progress dari proyek.
BAB
VI
Project Time Management
Project Time Management
1.
Pentingnya Penjadwalan Proyek.
Banyak proyek teknologi informasi gagal dalam
memenuhi proyeksi ruang lingkup, waktu dan biaya. Para manajer sering
menyatakan bahwa menyampaikan proyek tepat waktu merupakan tantangan terbesar
bagi mereka. Para manajer juga menyatakan bahwa jadwal adalah alasan utama
terjadinya konflik pada keseluruhan proyek dari siklus hidup proyek menunjukkan
hasil penelitian dari penyebab konflik dalam proyek. Pada gambar dibawah ini
menunjukkan bahwa, secara keseluruhan, jadwal merupakan penyebab yang paling
besar dari konflik yang terjadi pada kehidupan proyek. Ketika pembentukan
proyek atau fase konsep, prioritas dan prosedur menyebabkan lebih banyak
konflik dari pada jadwal. Ketika fase awal atau fase pengembangan, hanya
prioritas yang menyebabkan lebih banyak konflik dari pada jadwal. Ketika fase
tengah atau fase implementasi dan fase akhir atau fase penutupan jadwal
merupakan penyebab konflik yang dominan.
Mungkin sebagian dari alasan masalah jadwal pada
umumnya adalah bahwa waktu diukur secara mudah dan sederhana. Sekali jadwal
ditetapkan, setiap orang dapat memperkirakan dengan cepat kinerja jadwal dengan
mengurangkan waktu perkiraan semula dengan seberapa lama penyelesaian proyek
tersebut. Orang sering membandingkan waktu penyelesaian yang direncanakan
dengan kenyataan tanpa mempertimbangkan perubahan dalam poyek. Waktu juga satu
variabel yang memiliki fleksibilitas terkecil. Waktu berlalu tanpa
memperdulikan apa yang terjadi dalam proyek.
2. Proses manajemen waktu proyek
Proyek ini Waktu Proses Manajemen akan membantu Anda
untuk:
·
Menempatkan proses untuk waktu perekaman dalam proyek
·
Gunakan Timesheets untuk memantau waktu yang dihabiskan oleh staf
·
Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah manajemen waktu
·
Jauhkan Rencana Proyek Anda up-to-date setiap saat
Ini Waktu Proyek Manajemen proses adalah unik
karena:
·
Daftar langkah kunci yang dibutuhkan untuk mengatur waktu dalam sebuah
proyek
·
Termasuk diagram proses, menampilkan saat langkah-langkah yang diambil
·
Menjelaskan masing-masing peran dan tanggung jawab yang terlibat
·
Apakah pra-selesai dan siap untuk digunakan pada proyek-proyek sekarang
Jika Anda mencari suatu proses Manajemen Waktu
Proyek yang dapat digunakan segera, dengan sedikit penyesuaian, maka proses
waktu akan memenuhi kebutuhan Anda. Ini menggambarkan bagaimana mengelola waktu
dan memberikan proyek-proyek sesuai jadwal. Hemat waktu dengan menggunakan
proses Proyek Manajemen Waktu sekarang.
9. Crashing and Fast Tracking
Crashing and Fast Tracking (Menerjang dan cepat-pelacakan) jadwal cara mengurangi panjang dari jadwal
proyek. Menerjang adalah istilah umum untuk mengurangi jadwal proyek. Ketika
kita kecelakaan jadwal, kita menghabiskan uang atau sumber daya untuk mengurangi
waktu yang dijadwalkan untuk proyek sedemikian rupa sehingga kita melakukan
hal-hal yang memiliki penurunan terbesar dalam jadwal untuk sedikitnya jumlah
biaya. Ketika kami pertama mulai kecelakaan jadwal, jumlah yang relatif kecil
uang dan sumber daya harus dihabiskan untuk mendapatkan pengurangan yang cukup
besar waktu proyek. Karena kami terus mengurangi jadwal, kenaikan biaya
relatif.
Pelacakan cepat adalah jenis khusus pengurangan
jadwal. Ketika kita FastTrack, kita mengambil item yang awalnya dijadwalkan
akan dilakukan secara berurutan dan menjadwal ulang mereka untuk dilakukan
secara paralel atau sebagian dalam paralel. Pelacakan cepat juga akan
meningkatkan biaya tetapi, yang lebih penting, itu akan meningkatkan risiko.
Ketika kita memiliki beberapa tugas dalam suatu proyek yang terjadi pada waktu
yang sama dan sesuatu yang salah atau masalah berkembang, mungkin perlu untuk
mengganggu semua kegiatan berlangsung.
10. Critical Chain Scheduling
Critical Chain Scheduling "Rantai Kritis,"
dalam arti terbesar, adalah himpunan proses dan praktek manajemen proyek yang
dikembangkan oleh penerapan Teori Kendala Proses Berpikir ke kesulitan yang
dihadapi dalam memberikan proyek dengan baik kecepatan dan kehandalan.
"Tubuh pengetahuan" yang berhubungan dengan pusat Rantai Kritis pada
Penjadwalan Rantai Kritis dan Manajemen Buffer untuk proyek-proyek individu,
dan sinkronisasi upaya seluruh proyek di multi-proyek organisasi. (Critical
Chain Scheduling juga merupakan judul buku, oleh Eliyahu M. Goldratt, yang
memperkenalkan konsep dasar pendekatan.)
Critical Chain Scheduling (Rantai kritis) dari
proyek adalah himpunan tugas tergantung yang mendefinisikan batas bawah
diharapkan dari lead time memungkinkan suatu proyek. Dependensi digunakan untuk
menentukan rantai kritis termasuk logis tangan-off dependensi (di mana output
dari tugas pendahulunya diperlukan untuk memulai penerus), dan dependensi
sumber daya (mana tugas harus menunggu sumber daya untuk menyelesaikan
pekerjaan pada tugas lain) . Identifikasi rantai kritis menggunakan jaringan
tugas dengan "agresif tetapi dicapai" perkiraan, yang pertama
"sumber daya diratakan" terhadap seperangkat terbatas sumber daya.
Dalam bahasa manajemen proyek tradisional, struktur rantai kritis adalah mirip
dengan "jalan terkendala sumber daya kritis."
12. Penggunaan Software dalam mendukung Manajemen
Waktu Proyek
Sama seperti metodologi jalur kritis, ada perangkat lunak untuk
penjadwalan rantai kritis. Perangkat lunak ini dapat di kategorikan menjadi
Stand Aline dan Client-Server. Perangkat lunak ini mendukung lingkungan
multi-proyek secara default. Oleh karena itu perangkat lunak ini berguna ketika
mengelola proyek besar sebuag perusahaan besar.
Komentar
Posting Komentar