Manajemen Proyek & Resiko | SOFTSKILL - 1
SOFTSKILL
MANAJEMEN
PROYEK DAN MANAJEMEN RESIKO
Disusun Oleh :
Daniel Eka Wibowo / 21117445 / 3KB06
BAB I
Pengenalan Manajemen Proyek
Pengenalan Manajemen Proyek
1.
Latar belakang, sejarah dan motivasi
mempelajari manajemen proyek khususnya TI
Laporan Chaos 1995
Penelitian Standish Group menunjukkan 31,1% mengejutkan
proyek akan dibatalkan sebelum mereka pernah mendapatkan selesai
Hasil lebih lanjut menunjukkan 52,7% dari proyek akan
menelan biaya lebih dari 189% perkiraan asli mereka
Di sisi keberhasilan, rata-rata hanya 16,2% untuk
perangkat lunak proyek yang diselesaikan tepat waktu
Sebuah laporan tahun 2001 menunjukkan bahwa AS
menghabiskan $ 2.3 triliun untuk proyek setiap tahun
Belanja TI di seluruh dunia diperkirakan akan tumbuh
sebesar 4% dan 6% dalam beberapa tahun mendatang
Pada tahun 2003 rata-rata manajer proyek senior di US
berpenghasilan hampir $ 90,000 per tahun
Di AS, nomor-satu realitas acara TV pada tahun 2004,
menggambarkan peran manajer proyek penting dalam bisnis
2.
Keuntungan menggunakan formal
manajemen proyek
• Kontrol yang lebih baik di bidang
keuangan, fisik, dan SDM
• Meningkatnya relasi dengan customer
• Waktu pembangunan yang lebih
singkat
• Biaya yang lebih rendah
• Kualitas lebih tinggi &
meningkatnya reliabilitas
• Keuntungan yang lebih besar
• Meningkatnya produktivitas
• Koordinasi yang lebih baik
• Moral pekerja lebih baik
3.
Pengertian proyek dan manajemen
proyek
Proyek adalah
rangkaian usaha dalam jangka waktu
tertentu yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa unik
tertentu , dilaksanakan oleh manusia
dengan memanfaatkan berbagai sumber daya melalui rangkaian proses
perencanaan, eksekusi dan kontrol
Contoh Proyek:
- Membuat desain baru kendaraan di zaman sekarang
- Mengembangkan produk baru
- Membangun sebuah gedung atau fasilitas dalam sebuah
lingkungan
- Membuat perubahan dalam struktur organisasi
Proyek memiliki
jangka waktu tertentu yang berarti bahwa rangkaian aktivitas tersebut memiliki
titik mulai dan titik selesai yang pasti (ditargetkan). Bersifat unik yang
berarti bahwa tidak ada proyek yang menghasilkan produk atau jasa yang identik
Manajemen Proyek
adalah penerapan pengetahuan, kompetensi, keahlian, peralatan, metodologi, dan
teknik didalam proses pengelolaan sebuah proyek sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan harapan berbagai
pihak yang berkepentingan (stakeholders) dari proyek tersebut
4.
Kendala-kendala Manajemen Proyek
· Proyek harus beroperasi dalam lingkungan organisasi yang luas.
· Manajer proyek perlu mengambil
5. Kerangka kerja dan area knowledge
manajemen proyek
Kerangka kerja manajemen proyek menyediakan struktur dasar
untuk memahami manajemen proyek
Konteks manajemen proyek
menggambarkan lingkungan internal dan eksternal dimana dimana proyek
tersebut beroperasi
Rangkaian proses manajemen proyek menggambarkan pandangan umum tentang
bagaimana proses manajemen proyek dalam pengelolaan proyek tersebut
dilaksanakan dan hubungan keterkaitan antaranya
Pengelolaan Waktu proyek termasuk memperkirakan berapa
lama memakan waktu untuk menyelesaikan kerja, membangun jadwal proyek yang
dapat diterima, dan menjamin ketepatan waktu penyelesaian proyek tersebut
Pengelolaan Lingkup proyek termasuk menentukan dan
mengelola semua kerja yang diperlukan untuk menyeleesaikan kesuksesan proyek
Pengelolaan Biaya proyek terdiri dari persiapan dan
pengelolaan biaya untuk proyek
Proyek pengelolaan Resiko termasuk mengidentifikasi,
menganalisis, dan merespon resiko yang terjadi di dalam proyek
Proyek SDM memperhatikan kegunaan efektif dari orang yang
terkait dengan proyek itu
Project Integration management mempengaruhi dan
dipengaruhioleh 8 area pengetahuan lainnya
6. Alat dan Tehnik Manajemen Proyek
Alat dan tehnik manajemen proyek membantu
manajer proyek maupun timnya dari berbagai aspek manejemen proyek.
· Analisis waktu, bagan Gantt, dan diagram
network.
· Perkiraan biaya
· Perkiraan ruang lingkup
7. Hubungan manajemen proyek dengan disiplin
ilmu lain
Sebagian besar pengetahuan yang
dibutuhkan untuk mengelola proyek yang unik atau hampir unik untuk manajemen
proyek (misalnya: analisis jalur kritis dan struktur kerja rincian). Namun
PMBOK tidak tumpang tindih dengan disiplin manajemen yang lainnya
Manajemen umum meliputi perencanaan,
pengorganisasian, staf, melaksanakan, dan mengendalikan operasi perusahaan
berlangsung. Manajemen umum juga termasuk mendukung disiplin ilmu seperti
pemrograman computer, hukum, statistic dan teori probabilitas,logistic dan
personel. PMBOK ini tumpang tindih manajemen umum di banyak daerah- prilaku
organisasi, peramalan keuangan, dan teknik perencanaan
Daerah aplikasi adalah kategori
proyek yang memeiliki elemen umum yang signifikan dalam proyek tsb namun tidak
dibutuhkan hadir dalam semua proyek. Daerah aplikasi didefinisikan dalam hal
Teknis elemen, seperti pengembangan perangkat lunak, farmasi atau teknik
kontruksi.Manajemen elemen, seperti kontrak pemerintah atau pengembangan produk
baru. Industry kelompok, seperti otomotif, kimia, atau layanan keuangan
8. Bagan Gannt dan Diagram Network
9. Profesi dan Sertifikasi Manajemen
Proyek
- Profesi manajemen proyek:
Berbagai
kelompok – kelompok tertentu berminat di berbagai bidang seperti engineering,
berbagai bidang jasa, maupun kesehatan
- Sertifikasi manajemen proyek:
PMI telah
menyediakan sertifikasi sebagai Project Management Profesional (PMP). Untuk
mendapatkan sertifikasi itu seorang PMP harus mempunyai pengalaman proyek yang
cukup, dan harus mengikuti test PMP dank ode etik yang telah ada
10. Etika dalam Manajemen Proyek
Seorang PMP harus mengikuti kode etik
yang ada. Karena kode etik adalah begian penting dari semua manajemen proyek
dan seorang PMP harus bertanggung jawab secara professional.
11. Manajemen Proyek Software
Enterprise
Proyek Manajemen software mengintegrasikan informasi dari beberapa proyek untuk
memperlihatkan status proyek-proyek yang telah disetujui, aktif, dan akan
datang dalam seluruh organisasi Juga menyediakan link pada informasi yang lebih
detail mengenai suatu proyek tertentu
BAB II
Konteks Manajemen Proyek dan TI
Konteks Manajemen Proyek dan TI
1. Gambaran sistem dari manajemen
proyek
Ketika jumlah
dan tingkat kerumitan proyek terus berkembang, maka manajemen proyek itu harus
semakin perlu dipraktekan untuk membiasakan diri menghadapi masalah – masalah
maupun kerumitan yang ditemui. Sehingga tingkat kerumitan yang menjadi beban,
lama – lama akan berkurang
Manajer proyek
yang sukses harus memiliki dan mengembangkan banyak ketrampilan dan memimpin
tim mereka melalui praktek langsung. Proyek memiliki beberapa atribut, seperti
bersifat unik, sementara dan dikembangkan secara incremental. Sebuah kerangka
untuk manajemen proyek termasuk stakeholder, sembilan bidang pengetahuan, tools
dan teknik, dan menciptakan portofolio proyek untuk menjamin kesuksesan
perusahaan.
2.
Model dari sistem manajemen
-
Sistem Informasi Sentralisasi (SI Terpusat)
Sistem Informasi Sentralisasi (SI
Terpusat) Merupakan sistem yang menempatkan data informasi Yang terpusat yang
umunya bersifat tertutup untuk umum dan Distribusi terpusat, memiliki mainframe
sebagai sumber basis data dan intranet. Karakteristik utama pendekatan terpusat
adalah termasuk kontrol,efisiensi dan ekonomi misalnya sebuah sistem
pengarsipan terpusat dimana catatan untuk beberapa orang dan unit yang terletak
di salah satu lokasi pusat dan umumnya dibawah kendali orang staf catatan atau
dalam kasus besar sistem pengarsipan terpusat.
-
Sistem Informasi Desentralisasi (SI Terdistribusi)
Sistem Informasi Desentralisasi (SI
Terdistribusi) merupakan Pemrosesan dilakukan dimasing-masing pengguna yang
dibagi menjadi dua yaitu peer to peer dan sistem terdistribus. Penempatan data
atau informasi dan aplikasi yang digunakan untuk memperoleh informasi
diletakkan secara tersebar karena desentralisasi ini merupakan kebalikan dari
sentralisasi.
3. Pemahaman mengenai organisasi dan
struktur dasar organisasi serta pengaruhnya pada proyek
Sebuah
organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti
penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi
sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik
adalah organisasi yang dapat diakui keberadaanya oleh masyarakat disekitarnya,
karena memberikan kontribusi seperti pengambilan sumber daya manusia dalam
masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran
Orang-orang yang
ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus.
Rasa keterkaitan ini bukan berarti keanggotaan seumur hidup akan tetapi
sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan
mereka meskipun pada saat mereka menjadi anggota orang-orang dalam organisasi
berpatipasi secara relatif teratur. Struktur organisasi mendefinisikan cara
tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal.
Variabel struktur
a. Ukuran (size):
Makin besar akan semakin komplek impersonal, semakin lugas
, semakin sulit diarahkan, semakin sulit dipadukan
Ukuran menciptakan dilema
Tak ada yang tahu ukuran yang optimum
b. Jumlah tingkatan hirarkhi:
Kalau terlalu banyak bisa timbul kesulitan komunikasi
vertikal
Sebaiknya tak terlalu banyak
Perhatikan efektivitas komunikasi
c. Struktur kewenangan:
Orang-orang yang punya kewenangan membuat keputusan bagi
organisasi
Siapa saja yang termasuk dalam struktur
Bila hanya satu orang bisa timbil kesulitan
Pendelegasian wewenang
d. Struktur komunikasi:
Variabel yang terpenting
Dari puncak hirarkhi sampai ke paling bawah
Juga perlu diperhatikan komunikasi horisontal
e. Struktur tugas:
Sama dengan struktur peranan
Cara organisasi membagi-bagi tugas/pekerjaan kepada
anggota-anggotanya
Apakah semua pekerjaan terbagi habis
Apakah semua anggota mendapat peranan
Apakah hanya orang tertentu saja yang berperan
f. Struktur status dan prestis:
Apa yang diperoleh dari organisasi dengan pengorbanan yang
diberikan
Apakah prestis (gengsi) seseorang akan naik dengan menjadi
anggota organisasi
Apakah prestis terbagi secara merata
Apakah organisasi memiliki jenjang status yang terbuka
bagi semua anggota
g. Jarak psikologis:
Antara orang yang di puncak (pengambil keputusan) dan
orang- orang di bawah (yang melakukan pekerjaan)
Komunikasi emosi antara orang-orang dalam hirarkhi
Menunjukkan kemudahan komunikasi vertikal effektif/tidak
4.
Komitmen stakeholder dan top manajemen dalam proyek TI
Stakeholder adalah orang-orang yang
terkait dalam aktivitas proyek dan setiap stakeholder mempunyai komitmen untuk
bekerja secara professional dan bertanggung jawab dalam setiap manajemen proyek
kerja. Stakeholder termasuk tim proyek, manajer proyek, sponsor proyek, maupun
user (pengguna).
5. Phase dan siklus hidup proyek
Ada 6 tahap
siklus hidup proyek yaitu: Model Water Fall, System Engineering, Over Lapping
Phases, Prototyping, Joint Aplication Development, Herative Life Cycle. Berikut
penjelasan secara detailnya:
a. Model Water Fall
- System / Information Engineering and Modeling.
Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang
akan diaplikasikan ke dalam bentuk software
- Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak / Software
Requirements Analysis. Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan
pada software
- Design. Proses ini digunakan untuk mengubah
kebutuhan-kebutuhan di atas menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint”
software sebelum coding dimulai
- Coding. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini
adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang
dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses
coding - Maintenance
- Testing / Verification. Sesuatu yang dibuat haruslah di
ujicobakan 2. System Engineering
- Maintenance. Pemeliharaan suatu software diperlukan,
termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak
selamanya hanya seperti itu
b. System Engineering
Tahapannya dengan menggunakan OMT (Object Modelling
Technique)
- Model Objek
- Model Dinamis
- Model Fungsional
c. Over Lapping Phases
- Komunikasi pelanggan, yaitu tugas-tugas untuk membangun
komunikasi antara pelanggan dan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan oleh
pelanggan
- Perencanaan, yaitu tugas-tugas untuk mendefinisikan
sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yg berhubungan
- Analisis Resiko, yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk
menaksir resiko manajemen dan teknis
- Perekayasaan, yaitu tugas yang dibutuhkan untuk
membangun satu atau lebih representasi dari apikasi tersebut
- Konstruksi dan peluncuran, yaitu tugas-tugas yang
dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang , dan memberi pelayanan
kepada pemakai
- Evaluasi Pelanggan, yaitu tugas-tugas untuk mendapatkan
umpan balik dari pelanggan
d. Prototyping
- Pengumpulan kebutuhan. Pelanggan dan pengembang
bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan
semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat
- Membangun prototyping. Membangun prototyping dengan
membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan
(misalnya dengan membuat input dan format output)
- Evaluasi protoptyping. Evaluasi ini dilakukan oleh
pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann
pelanggan
- Mengkodekan sistem. Dalam tahap ini prototyping yang
sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai
- Menguji sistem. Setelah sistem sudah menjadi suatu
perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan
- Evaluasi Sistem. Pelanggan mengevaluasi apakah sistem
yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan
- Menggunakan sistem. Perangkat lunak yang telah diuji dan
diterima pelanggan siap untuk digunakan
e. Joint Aplication Development
- Bussiness Modelling. Tahap ini untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan informasi
- Data Modelling. Tahap aliran informasi yang sudah
didefinisikan, disusun menjadi sekumpulan objek data
- Process Modelling. Tahap dimana objek data yang sudah
didefinisikan diubah menjadi aliran informasi yang diperlukan untukmenjalankan
fungsi-fungsi bisnis
- Aplication Generation. Tahap dimana menggunakan
component program yang sudah ada atau membuat component yang bisa digunakan
lagi
- Testing and Turnover. Tahap pengujian sistem
f. Herative Life Cycle
- Perencanaan (Planning). Tujuan dari tahap perencanaan
adalah untuk meng-hasilkan rencana kerja (work plan) formal untuk pengembangan sistem
- Pendefinisian Knowledge (Knowledge Definition). Tujuan
tahap ini adalah mendefiniskan kebutuhan knowledge dari sistem
- Perancangan Knowledge (Knowledge Design). Tujuan tahap
ini adalah menghasilkan rancangan rinci untuk sistem
- Koding dan pengujian (Code and Checkout). Tahap ini
menandakan dimulainya pemrograman
- Verifikasi Knowledge (Knowledge Verification). Tahap ini
bertujuan untuk menentukan ketepatan, kelengkapan, dan konsistensi sistem
- Evaluasi sistem (System Evaluation). Tahap ini merupakan
tahap akhir dari siklus dan bertujuan untuk menyimpulkan apa yang dipelajari
dari rekomendasi untuk perbaikan dan peningkatan
6. Siklus hidup produk.
Siklus hidup produk adalah suatu
konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu
produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau
daur hidup. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik
yang menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan
ditarik dari pasar .
Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini
merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena memberikan pemahaman yang
mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh
levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para
ahli lainnya.Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam
Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk.
Ada yang menggolongkannya menjadi
introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula
yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup Produk (Product
Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market
acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence).
Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam
empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline.Menurut Basu
Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap,
yaitu :
1. Tahap perkenalan (introduction).pada tahap ini, barang
mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum
tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena masih
berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama
biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan
menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang tersebut
masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.
2. Tahap pertumbuhan (growth).Dalam tahap pertumbuhan ini,
penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat
meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi
yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini
pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya
adalah dengan menurunkan harga jualnya.
3. Tahap kedewasaan (maturity)Pada tahap kedewasaan ini kita
dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap.
Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan
harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya
dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya
mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan.
4. Tahap kemunduran (decline)Hampir semua jenis barang
yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan
harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus
sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun
jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting
karena permintaan sudah jauh menurun.Apabila barang yang lama tidak segera
ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat
beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas' Altematif-alternatif yang
dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:a.
Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).b. Meninjau kembali dan memperbaiki
progrcm pemasaran serta program produksiny a agar lebih efisien.c.
Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.d. Menghilangkan
sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada.e.
Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
7. Model Prediksi Hidup Proyek
Pada bagian prediksi hidup proyek , di sini proyek sudah
mempunyai ruang lingkup atau scope yang jelas , sehingga waktu penyelesaian
proyek dapat di prediksi. Contoh model ini diantaranya adalah:
Waterfall Model
Spiral Model
Increment Building Model
Prototyping Model
Raid Application Development Model (RAD Model)
8. Konteks dari proyek IT.
Sebuah fenomena yang unik telah
terjadi dalam bidang teknologi informasi. Fenomena ini dapat dilihat pada
seluruh aktivitas yang terdapat didalamnya. Hampir seluruh aktivitas yang
terkait dengan kegiatan perencanaan, pengembangan dan penerapan teknologi
informasi dilakukan melalui aktivitas berbasis proyek. Hal ini tentunya sangat
berbeda dengan menyelesaikan sebuah pekerjaan yang bersifat rutin, dimana dalam
menyelesaikan aktivitas berorientasi proyek, waktu pelaksanaan kegiatan,
sasaran yang ingin dicapai, out put yang akan dihasilkan, pihak-pihak yang
terlibat, besarnya anggaran dan sumber daya yang dibutuhkan ditetapkan dengan
jelas.
Fenomena diatas mengindikasikan bahwa
seseorang yang ingin berhasil dalam meniti karir di dunia IT, harus memiliki
kemampuan yang baik dalam bidang manajemen proyek teknologi informasi.
Selain diterapkan dalam bidang
konstruksi, ilmu manajemen proyek juga tidak kalah pentingnya untuk diterapkan
dalam bidang IT. Nilai proyek IT yang cukup besar menyebabkan penanganan
proyek-proyek IT harus direncanakan secara matang. Tidak jarang banyak proyek
IT yang mengalami kegagalan dalam pencapaian tujuan, jadwal maupun batasan
biaya yang telah ditetapkan diawal
9. Fungsi Kerja Manajemen Proyek
Adapun fungsi kerja dari manajemen proyek, diantaranya
adalah :
Menentukan lingkup proyek
Mengidentifikasi stakeholder, pengambil keputusan, dan
prosedur eskalasi
Kembangkan daftar tugas rinci
Perkiraan waktu yang diperlukan
Mengembangkan diagram alur manajemen proyek awal
Laporan status proyek
Mengelola perubahan proses kontrol
Evaluasi proyek yang diperlukan
10. Keahlian Seorang Manajer Proyek
Seorang manajer proyek harus memiliki
keterampilan yang luas hardskill maupun softskillnya.
Keahlian yang disarankan yaitu :
1. Keterampilan berkomunikasi yang baik dan cekatan.
2. Keahlian dalam berorganisasi sehingga dapat membuat
rencana dan menganalisis masalah.
3. Keterampilan team-building untuk memotivasi dan bekerja
sama pada tim proyeknya.
4. Keterampilan teknologi
5. Keterampilan penyesuaian diri yaitu fleksibel, kreatif,
sabar serta pantang menyerah.
6. Keterampilan kepemimpinan agar memberikan visi yang
besar untuk tujuan proyek tsb
11. Karakteristik Dari Manajer Proyek
Yang Efektif dan Tidak Efektif
Beberapa kontradiksi yang dihadapkan oleh manajer proyek
antara lain:
Inovasi dan menjaga stabilitas.
Menetapkan gambaran dan terlibat langsung di lapangan.
Mendorong individu tetapi juga menekan tim.
Campur tangan atau tidak.
Fleksibel tapi ketat.
Loyalitas tim dan loyalitas organisasi.
Kontradiksi ini memerlukan kecakapan khusus bagi manajer
proyek untuk mengambil posisi mereka dan menempatkan keputusan sesuai dengan
keadaan. Terpaku pada suatu prinsip yang ketat tidak akan menyelesaikan
masalah, karena manajer proyek tidak bekerja sendiri. Dalam buku yang sama
Grey&Larson (2006) juga menggambarkan ciri-ciri dari seorang manajer proyek
yang efektif. Diantaranya adalah:
Pemikir Sistem, kemampuan dalam berpikir untuk mengelola
interaksi antar komponen dan sumber daya proyek yang berbeda-beda, karena tidak
bisa dikatakan efektif apabila penyelesaian masalah hanya secara parsial. Hal
ini akan mempersulit sang manajer untuk mengambil keputusan.
Integritas Pribadi, membangun dan meningkatkan kemampuan
diri menjadi sangat penting dilakukan terlebih dahulu sebelum meningkatkan
kemampuan anggota tim.
Proaktif, bedakan dengan reaktif. Para manajer proyek
dituntut tidak hanya akan melihat peristiwa yang telah terjadi (reaktif), akan
tetapi juga selalu meneropong masa depan dan berjuang keras menemukan masa
depan proyek (Kartajaya, 2003)
Toleransi yang tinggi terhadap Stress, mengingat proyek
merupakan hal yang rumit dan kompleks, pasti akan menimbulkan tekanan terhadap
orang yang bebankan tanggungjawab kepadanya. Manajer proyek harus mampu
mengelola kondisi psikologis mereka agar dapat bertahan dalam tekanan.
Perspektif Bisnis Umum, seorang manajer proyek harus
memahami dasar-dasar bisnis dari disiplin teknis yang berbeda-beda sebagai
kerja antar fungsional.
Politikus Mahir, strategi dalam menghadapi banyak orang
dan mendapatkan dukungan dari semua pihak merupakan cirri penting manajer
proyek yang sukses.
Optimis, Slater (1999) dalam bukunya Saving Big Blue
mengatakan “Anda dalam kesulitan Besar jika Menganggap anda Sudah Selesai”.
Maksud dari kata-kata ini ialah, masalah-masalah yang sudah diselesaikan tidak
bisa kita lepas begitu saja, karena pada nantinya kan bermunculan
masalah-masalah baru di dalam pelaksanaan proyek. Kepercayaan diri terhadap
proyek, mampu membuat seorang manajer proyek melakukan inovasi dan mengubah
strategi proyek ke arah yang lebih baik tanpa meninggalkan perencanaan yang
telah ditetapkan.
BAB
III
Grup proses Manajemen Proyek : Studi kasus
Grup proses Manajemen Proyek : Studi kasus
1.
Grup proses manajemen proyek
Dalam sebuah manajemen proyek terdapat
sejumlah proses yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, dan
tiap-tiap proses tersebut membentuk suatu grup proses Dalam manajemen proyek
terdapat 5 grup proses:
- Inisisasi yaitu
dilakukannya pendefinisian proyek
- Perencanaan proyek
yaitu mendefinisikan dan merinci tujuan proyek, serta merencanakan
aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan proyek itu
sendiri dan sesuai batasan yang telah disepakati
- Eksekusi yaitu
mengintegerasikan semua sumber daya yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan proyek dengan melaksanakan apa yang sudah direncanakan
- Kontrol yaitu
mengukur dan memonitor secara berkala kemajuan proyek serta mengidentifikasi
adanya penyelewengan pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat sebelumnya
- Akhir melakukan
formalisasi hasil proyek berupa barang atau jasa yang dihasilkan dari proyek
2.
Hubungan antara Grup Proses dan Area Knowledge
Knowledge
berperan penting dalam sebuah manajemen proyek terutama dalam pengawasan grup
proses manajemen proyek. Dimana grup proses adalah suatu rencana demi kelancaraan
proyek agar lebih mudah dalam memulai proyek dan tugas knowledge ialah
memonitor segala hal dari berbagai aspek yang terjadi didalam grup proses.
Inisiasi proyek
Inisiasi
proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati
untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan
diidentifikasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga
didefinisikan.Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah
solusi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi
terbaik dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah
ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat
dibentuk dan berakhir ketika manajer proyek diberikan otoritas juga petunjuk
untuk memulai perencanaan.
Dokumen Tahap
Inisiasi
Merupakan dokumen yang
berisi tentang tahap awal kegiatan awal yang sudah dibentuk sejak sebuah proyek
disepakati untuk dikerjakan oleh tim proyek.
Rencana Proyek
Rencana Proyek adalah
sebuah kerangka gagasan gagasan dalam menjalankan sebuah manajemen proyek dan
demi mensukseskan apa yang menjadi tujuan manajemen proyek itu dibuat.
Eksekusi Proyek dan
Pengawasan Proyek
Dengan
definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk
memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables
atau tujuan proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat
dalam dokumentasi project plan akan dieksekusi. Sementara kegiatan pengembangan
berlangsung, beberapa proses manajemen perlu dilakukan guna memantau dan
mengontrol pelaksanaan proyek juga penyelesaian deliverables sebagai hasil
akhir proyek.
3.
Membangun metodologi manajemen proyek IT
Sebuah perusahaan vendor IT atau vendor
apapun yang hidup matinya bergantung pada keberadaan proyek, memiliki masalah
yang sama dalam menentukan metodologi apa yang cocok untuk digunakan dalam
pengerjaan proyek. Dalam dunia IT lebih dalam lagi akan ada pertanyaan
metodologi apa yang cocok untuk pengembangan software atau untuk digunakan
sebagai acuan Software Development Life Cycle (SDLC)
Pengalaman membuktikan, tidak adanya
kejelasan metodologi yang jelas yang digunakan perusahaan akan membuat proyek
berjalan tanpa arah dan akan sangat tergantung dari individu manajer proyeknya.
Jika kondisi itu berlangsung pada proyek yang kompleks dan ditangani oleh
manajer proyek yang tidak berpengalaman maka akan berakhir pada kegagalan
proyek. Bagi orang yang lebih tinggi yaitu atasan dari manajer proyek, hal
tersebut akan membuat proyek-proyek tidak bisa dimonitor apalagi dikontrol
Memilih metodologi proyek memang bukan hal
yang mudah. Kita tau ada berbagai macam metodologi mulai yang general, yang
bisa diimplementasikan pada proyek apapun seperti PMBOK, PRINCE2 maupun yang
spesifik untuk domain tertentu misalnya SWEBOK, XP, Scrum yang digunakan pada
proyek development software. Masing-masing metodologi memiliki keuntungan dan
kita perlu untuk TIDAK memilih begitu saja satu metodologi karena saya percaya
tidak ada metodologi yang "one size fits all"
Kita dapat mengelaborasikan beberapa
metodologi dan membuatnya pesifik untuk perusahaan dengan catatan metodologi
tersebut didefinisikan agar sesuai dengan sifat dari proyek-proyek yang ada dan
sebisa mungkin masih dapat disesuaikan (tailored) sesuai dengan besarnya proyek
Untuk mengelaborasi metodologi, sebaiknya
kita mulai dengan studi beberapa metodologi yang sudah ada. Ada baiknya kita
membuat listing yang lengkap dari metodologi yang yang sudah ada,
mempelajarinya secara high level, kemudian menentukan yang menjadimain
interest, lalu melakukan klasifikasi seperti yang dijelaskan sebuah artikel
"Defining & Classifying Project Management Methodologies."
Ada baiknya perusahaan membuat sebuah
referensi metodologi manajemen proyek pada Level 3 (Organization specific,
customized methodology). Yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diadaptasi
menjadi L4 maupun L5 sesuai kemampuan manajer proyek
Sebuah kesimpulan yang menarik terkait
pemilihan metodologi ini dapat kita lihat dari artikel "Methodology Per
Project". Menurut penulis artikel tersebut, Alistair Cockburn, metodologi
memiliki sepuluh elemen dasar yaitu: roles, skills, activities, techniques,
tools, teams, deliverables, standards, quality measures dan project values.
Tidak semua metodologi mencakup semua elemen tersebut, semakin besar proyek
maka harus semakin besar metodologinya artinya aspek elemen yang dicakup harus
semakin lengkap. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengelaborasi beberapa
metodologi. Lebih jauh lagi, perusahaan seharusnya tidak hanya mendefinikan
acuan metodologi tetapi sebuah common frame of reference yang mencakup:
- A common project
management model
- Companywide project
management training programs
- Project management
career development
- Knowledge-sharing
activities
4.
Studi Kasus : JWD Consulting’s Project Management Intranet
Case Study : JWD
Consulting’s Project Management Intranet Site kami merangkum bahwa Manajemen
Proyek terdiri dari beberapa proses, sbb:
1. Initiating
2. Planning
3. Executing
4. Monitoring and
Controlling
5. Closing
1. Initiating
Inisiasi merupakan
tahap pengenalan dalam memulai proyek baru, dan memastikan bahwa pada tahap ini
proyek akan dijalankan dengan benar.
Input : Mengidentifikasikan
pihak-pihak yang berkepentingan, menganalisis kebutuhan yang
diperlukan dalam
membangun proyek dan memperkirakan resiko-resiko yang akan muncul.
Output : - Project
charter terselesaikan dan disepakati.
- Terpilihnya Manajer
Proyek
- Teridentifikasinya
pihak-pihak yang berkepentingan.
- Business case
terselesaikan.
2. Planning
Tujuan utama dari
perencenaan proyek adalah untuk memandu pelaksanaan proyek
Input : Berupa
output-an dari proses inisiasi sebelumnya.
Output: - Ditentukannya
lingkup proyek
- Adanya kontrak tim
- Adanya WBS
- Scheduled Project
terbentuk.
- Adanya daftar dari
resiko yg diprioritaskan.
3. Executing
Proses executing proyek
diperlukan untuk memastikan bahwa aktifitas dalam perencanaan proyek terpenuhi
Input: Berupa output
dari proses perencanaan (planning).
Output: -
Mengimplementasikan solusi dari masalah-masalah yang ada.
- Mengetahui data
performansi kerja dari tim.
- Perencanaan Manajemen
Proyek (diperbaharui).
- Terkualifikasinya
daftar penjual.
4. Monitoring and Controlling
Adalah pengukuran dan
pemantauan perkembangan secara berkala akan tujuan proyek untuk memastikan
adanya kecocokkan antara progress dgn rencana awal proyek, selain itu untuk
memantau setiap penyimpangan yang ada dari rencana awal.
Input: Berupa output-an
dari proses sebelumnya
Output:- Adanya
recommended corrective actions, preventive actions, dan defect repair.
- Terukurnya
performansi.
- Terukurnya kontrol
kualitas.
- Resolved Issues.
5. Closing
Meraih lebih banyak
lagi stakeholders dan pelanggan yang menerima layanan ataupun produk akhir
kita.
Output : - Final
Product, service or result.
- Menutup kontrak.
- Dokumentasi.
Jadi, dari diskusi
kelompok, kami menyimpulkan bahwa input dan output dari tiap proses dalam Case
Study : JWD Consulting’s Project Management Intranet Site , ada
Inisiasi Proyek
Inisiasi
proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati
untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan
diidentifiasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga
didefinisikan. Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah
solusi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi
terbaik dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah
ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat
dibentuk dan berakhir ketika manajer proyek diberikan otoritas juga petunjuk
untuk memulai perencanaan.
Dokumen Inisiasi
Merupakan dokumen yang
berisi tentang tahap awal kegiatan awal yang sudah dibentuk sejak sebuah proyek
disepakati untuk dikerjakan oleh tim proyek.
Rencana Proyek
Adalah sebuah kerangka
gagasan – gagasan dalam menjalankan sebuah manajemen proyek dan demi
mensukseskan apa yang menjadi tujuan manajemen proyek itu dibuat.
Eksekusi Proyek dan
Pengawasan Proyek
Dengan definisi proyek
yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk memasuki tahap
eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan
proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam
dokumentasi project plan akan dieksekusi. Sementara kegiatan pengembangan
berlangsung, beberapa proses manajemen perlu dilakukan guna memantau dan
mengontrol pelaksanaan proyek juga penyelesaian deliverables sebagai hasil
akhir proyek.
5.
Inisiasi proyek
Inisiasi proyek merupakan tahap awal
kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap
ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifiasi. Beberapa pilihan
solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan. Sebuah studi
kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki kemungkinan
terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan
permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer
proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk dan berakhir ketika
manajer proyek diberikan otoritas juga petunjuk untuk memulai perencanaan
6.
Dokumen
Inisiasi Proyek
1. pernyataan ruang lingkup proyek
2. Daftar anggota tim proyek beserta
jabatan, tanggung jawab, dan hasil pekerjaan
3. Work breakdown structure
4. Jadwal proyek dalam bentuk Gantt
Chart
5. Daftar resiko yang prioritas
7.
Rencana proyek
Rencana proyek merupakan sebuah kerangka
gagasan – gagasan dalam menjalankan sebuah manajemen proyek dan demi
mensukseskan apa yang menjadi tujuan manajemen proyek itu dibuat
8.
Eksekusi proyek, pengawasan proyek, penyelesaian proyek, dan Post-Project Follow–up
Dengan definisi proyek yang jelas dan
terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi atau
pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan proyek secara fisik akan
dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project plan akan
dieksekusi. Sementara kegiatan pengembangan berlangsung, beberapa proses
manajemen perlu dilakukan guna memantau dan mengontrol pelaksanaan proyek juga
penyelesaian deliverables sebagai hasil akhir proyek
t581k7plnmy456 Bullets And Eggs,sex toys,dog dildo,Male Masturbators,sex toys,male sex toys,realistic vibrators,black dildos,Butterfly Vibrator h711l7eebit284
BalasHapus